So Confuse >.< Belajar dari Pak Satpam
15012013
Liburan kali ini, lebih banyak aku habiskan di
Surabaya dengan banyak pertimbangan. Dari mulai di rumah yang sedikit
membosankan dan pengangguran, sampai jadwal ngelesi yang lumayan padat.
Akhirnya diputuskan untuk hijrah ke Surabaya saja. Hehe
Mulai ku renungkan apa kata mbak iin yang
dulu. Dia kalau liburan, jarang pulang ke rumah. Paling-paling di asrama
ngerjakan PKM, jadi kalau temennya sms capek nganggur di rumah, mbak iin nggak
pernah merasakan itu. Hal itu yang coba aku terapkan sekarang.
Banyak pelajaran sangat berkesan saat ngelesi
di ketintang permai. Hujan deres, belum pernah survei lokasi ngelesi lagi. Jadi
untuk pertama kalinya survei langsung ngelesi. Subhanallah, kuasa Allah sugguh
meliputi diriku. Mulai dari bingung mencari alamat, terus berteduh di pos
satpam. Pak satpamnya cerita kesana-kemari. Tentang anaknya fifi, keluarganya
dan kehidupannya. Banyak yang bisa dipelajari di kehidupan Surabaya, dari orang
yang berlatar belakang satpam sekalipun. Walaupun kami orang miskin tapi harga
diri tetap dijunjung tinggi, anak saya kalau kuliah ndak pernah mbayar mbak.
Dia inginnya di ITS, tapi saya nggak punya uang jadi dia pilih UNESA.
Pertimbangannya kalo di ITS mahal, tapi bisa langsung terjun, entah itu di
swasta, kalo di UNESA, kasihan mbak nasib guru sekarang, nggak ada harganya.
Padahal tugasnya sangat berat, mencerdaskan anak bangsa. Mungkin kalau anak
saya jadi di ITS, dia seperti mbak gini ngelesi. Apalagi yang mau ditinggalkan
ketika kami mati selain ilmu. Walaupun ayahnya seorang yang hanya lulusan SD,
tapi anak saya harus berpendidikan lebih tinggi. Jadi orang. Anak saya itu 3
mbak, 2 laki-laki SMP dan SMK, sekarang
magang kerja yang satunya perempuan. Aku hanya tersenyum dan sedikit-sedikit
mengiyakan wejangan bapak satpam tersebut.
Setiap doa itulah doa yang saya panjatkan
mbak, saya hanya lulusan SD, jangan sampai anak saya seperti saya,
pendidikannya harus tinggi. Kuncinya hanyalah doa, doa, dan doa mbak. Tanpa
tersadar perkataan bapak tadi menggelitiki hati kecilku, aku juga seperti itu
pak... Posisinya sekarang rok ku basah kuyup, hujan tidak reda-reda. Akhirnya
hujan reda, pamit ke pak satpam dan beliau memberi doa semoga ilmunya berkah
mbak, dan yang dilesi krasan. Amiiinn, dengan seijin Allah aku mulai ngelesi
dik Taufik, sama kaya dek Aisyah, kelas 3SD Ketintang 1. Adiknya pinter, sudah
hafal aksara Jawa. Jika boleh dibandingkan dia lebih hafal aksara jawa
dibanding Aisyah, tapi kualitas SD nya jelas lebih bagus dek Aisyah. Tapi
sedikit tamparan ketika ibunya tahu anak UNESA yang ngelesi. Anak saya satunya
sudah saya leskan anak UNAIR, gimana sih mas Rio ini?(dan akhirnya saya
putuskan untuk tidak ngelesi dek Taufik lagi, dan ditutup dengan saya yang
sakit anemia kayaknya, tekanan darah hanya 100 dan berat hanya 41 kg
0 comments:
Posting Komentar