Stay in touch
Subscribe to our RSS!
Oh c'mon
Bookmark us!
Have a question?
Get an answer!

Jumat, 23 Agustus 2013

-=|◦ ‘‘Jika Hati dan Akal Bicara Soal Cinta’’ ◦|=-

0 comments

Akal : Assalamualaikum­, sahabat...???
Hati : Waalaikumussala­m...!!!
Akal : Apa khabar iman anda...???

Hati terdiam...
Akal bertanya sekali lagi...

Akal : Apa kabar iman anda...???...

Hati : Kurang sehat mungkin...!!!
Akal : Mengapa...???

Hati : Aku merindui dia segenap jiwaku...!!!
Akal : Dia yang mana, sahabatku...???
Hati : Kedua dia. Dia yang hakiki, juga dia yang entah kemana akhirnya...!!!

Akal : Tidak mengapa, Itukan fitrah manusia...!!!
Hati : Tapi rinduku kepadanya kadangkala membuat jiwaku galau. Fikiranku melayang terbang jauh ke angkasa. Kadangkala ketika beribadah juga aku teringat dia.

Akal : Cintamu pada-nya, cinta pada-Nya kan yang lebih utama.
Hati : Tapi... Aku benar cinta dia. Aku benar rindu dia. Aku mencintainya karena Allah. Kami saling menasehati kepada kebaikan. Aku mau mengejar surga bersamanya.

Akal : Apa makna cinta...???
Hati : Kasih dan sayang...!!!
Akal : Bagiku cinta itu gila...!!!

Hati : Mengapa...???
Akal : Apabila kita mencintai seseorang, kita asyik teringat dia. Apa yang dikata jangan, sebaik mungkin kita elakkan. Apa yang diminta, boleh mungkin kita usaha. Bila ada yang lain mendekati, bergolak rasa cemburu. Apa kau rasa begitu...???

Hati : Ya. Begitu yang aku rasa...!!!
Akal : Apa kau tahu apa itu ibadah...???
Hati : Kata orang ibadah itu taat dan patuh...!!!

Akal : Ibadah itu juga adalah cinta...!!!
Hati : Bagaimana maksudnya....???
Akal : Ibadah itu cinta. Berkasih²a­n dengan Tuhan...!!!

Hati terdiam lagi...
Hati : Jadi... Apa sebenarnya yang ingin kau sampaikan wahai akal...???

Akal : Fikirkan, kalau kau benar mencintai dia karena Allah, apa kau ada mengadu kepada-Nya...???

Hati : Aku puas sudah berdoa. Aku mendoakannya empat puluh kali setiap hari. Siang dan malam...!!! *(tegas hati.)*

Akal : Apa kau berdoa kepada-Nya hanya karena apabila kau terasa jauh dengannya...??? Apa kau hanya melipat gandakan ibadahmu ketika jiwamu rasa tak tenang...???

Hati diam dan tertunduk...

Akal : Bagaimana bisa kau katakan cintamu karena Allah. Sedangkan kau mengabaikan Dia ketika cintamu dengannya sedang indah bercahaya. Sabarlah wahai hati. Doamu mungkin tidak terkabulkan sekelip mata. Barangkali Allah akan mengabulkannya di lain waktu. Barangkali Allah ada hadiah yang lebih berharga untukmu...!!! Aliran sungai merah terasa semakin deras mengalir ke kepala. Cinta kepada manusia yang gila seperti itu, hanya layak disandarkan kepada Allah. Allah menarik cintamu kerana Allah lebih mencintaimu. Allah merindui doa dan tangisan hambanya. Allah mau kau kembali mengindahkan cintamu kepadaNya...!!!

Hati mulai menangis... Sepi... Kesal...

Barakallahufiku­m...

0 comments:

Jumat, 16 Agustus 2013

CURHATAN DARI GURU SMPKU, WEJANGAN LEBIH TEPATNYA :D

0 comments
12 Agustus 2013
@depan rumah pak Sinaini
Gagan, Aan, Aku, Wiwik (dari kiri ke kanan)

Alhamdulillah... bisa bertemu dengan kawan lama, guru-guru SMP dan wejangan yang luar biasa. Pagi itu akhirnya kami bertujuh. Ya, kami bertujuh setelah melalui diskusi panjang kehadiran temen-temen lainnnya dan sempet mau nggak jadi, akhirnya jadi bertujuh. Mira, Yuni Agus nggak bisa ikut >,<. Silaturohim dimulai dari rumahnya Pak Sarno (orangnya ndak ada). Langsung ke Pak Imam (rumahnya sepi, nggak ada orang kayaknya)
1.    Bu Ratih (Turi Pinggir)
Ibunya Nanang, ketemu Nanang juga yang sekarang kuliah di Jogja. Dengan bu Ratih cuma ngobrol-ngobrol biasa, tanya tentang aktivitasnya sekarang apa, dll. Banyak ngobrolnya dengan Nanang malah, cerita tentang Jogja yang ngomongnya halus, sempet dimarahi krn ngomongnya termasuk kasar, tentang bikin counter, demo di kampusnya. Wejangan yang didapet di sini : masa depan sudah harus dipersiapkan sejak dini, sejak SMP sudah harus mikir, nantinya mau jadi apa.
2.    Bu Yayuk (Balongsari)
Ibu guru yang satu ini selalu bikin hati adem kalau ketemu. Kalem, anaknya lucu, cakep banget :D. Ada sesuatu sama gendut Hasbi, ngliatin dia terus kata Iin. Seperti bu Ratih, ngobrol tentang aktivitas sekarang apa + ngobrol banyak tentang IPA di SMP. IPA nya sekarang terpadu, jadi guru di tuntut untuk bisa menguasai semuanya (kimbiofis). Guru-guru di SMP sekarang juga harus sekolah lagi, sepertinya merasa bersalah/kurang srek kalo ngajar di luar bidangnya, misal Bu Yayuk guru Bio ngajar juga fisika, walaupun tau tapi kurang srek dalam penyampaian ke siswa kasihan siswanya. Sudah saatnya ganti generasi seperti sampeyan-sampeyan ini. Mungkin guru-guru juga di ajar dosen sampeyan. Pak Rudi Kustijono kenal?/Kenal Bu.
Tapi ya gitu harus siap mental jadi guru, dengan gaji yang seperti itu jika masih GTT. Anak saya tidak mau jadi guru katanya dia ambil D3 TI kalo gak salah, saya suruh transfer S1 nggak mau, sudah ingin kerja. (Ya, aku tau anaknya bu Yayuk ini. Al** yang dulu kata temen-temenku pinter).
3.    Bu Ani (Sumbernongko) -> generasi penerus kata beliau
Dulu ke rumahnya bu Ani pas rumahnya belum sempurna jadi masih dibangun, sekarang sudah bagus ( jadi inget pas rokku sobek dulu :p )... Ciri khas di rumahnya bu Ani -> krupuk sambel. Sempet sholat dhuhur di rumahnya bu Ani dan foto juga :p.
Seperti di rumah guru sebelumya, tanya tentang aktivitas sekarang, banyak cerita dengan bu Ani. Tanya tentang privat juga di sana pake sepeda, untung jalanan di sby nggk kaya’ di Malang. Kata bu Ani saat bahas tentang topik nikah ”Nikah sebenarnya ada 2 tepat dan tidak tepat waktunya. Tepat waktu maksudnya jika semua sudah siap dari segi apapun sehingga tidak merepotkan lagi kedua orang tua.  Yang tidak tepat ya kebalikannya dari itu nikah tapi masih merepotkan orang tua”. Apa lagi ya??? Oh iya... /(‘’.’’)/.  Hidupitu jalani saja dengan ikhlas, seperti contohny bu Ani ini yang sudah menikah 13 thn, tapi ********************. Trus cerita tentang guru IPA di SMP banyak yang di rolling karena sudah terlalu banyak, sekarang kan IPAnya terpadu, PLPG di Lidah. Pak Yuli yang dapet besiswa S2 di Pasca Unesa.
 
Foto bareng sama bu Ani
(depan kiri ke kanan :Wiwik, gagan, aku, bu Ani. Belakang kiri ke kanan :Wawan, Aan, Hasbi)

Pak Yoyok dan Pak Mughni (perumahan denanyar -> nggak ada)
Pak Sinaini (tidur tapi TV nyala alhasil foto aja di depan rumah beliau :p) dan Bu Susri juga nggak ada (ngogri)
=Cari makan dulu :D=

1.    Pak Kustoyo (Sudimoro) -> paling banyak ni ceritanya
Cerita banyak banget di sini. Dari istrinya yang operasi tumor otak, tahun lalu yang nggak konsen PLPG (senjatanya tahajud dan Ya Lathif). Awesome dan ternyata pak Kustoyo lulus PLPG.  Trus cerita beliau yang sakit dibuat miring saja rasanya sakit badan, perjuangan ke rumah sakit di sby yang antreannya minta ampun. Pesen beliau sekaligus kesimpulan : kesehatan itu mahal, harus kita jaga dan kita syukuri digunakan untuk yang bermanfaat, masa2 sampeyan ini masih aktif-aktifnya jadi orang. Kesehatan digunakan untuk beribadah pada pemilik hidup, di usahakan ngaji. (trimakasih pak...)
2.    Pak Yuli (Paritan)
Pak Yuli ternyata dapet beasiswa S2 di Pasca Unesa B.Indonesia kosnya di PTT 1 tapi lupa aku nomer berapa... Banyak cerita tentang PPG, ada program SM3T ...“saya dukung mbak, kalo kapan-kapan ketemu saya, di sapa ya Pak Yuli“ kata beliau. Pesen beliau apapun yang kita kerjakan anggap bukan hanya sekedar bekerja tapi juga pengalaman dan sarana belajar. Dijalani saja hidup ini, pak Yuli juga dulu kayak sampeyan2 ini pas SMP. Dulu sempet sukuan ** tahun (lupa aku berapa tahun).

Dari semua guru pasti menanyakan sekarang dimana, ngapain mksudnya kerja/kuliah -> aktivitas sekarang apa (wajar ya...). Alhamdulillah, seneng hari ini bisa silaturrohim dengan temen-temen dan guru-guru SMP :)

0 comments:

Rabu, 07 Agustus 2013

♥ Minal ‘Aidin wal Faizin ( من العائدين والفائزين ), Mohon Maaf Lahir Batin ♥

0 comments




اللّهُ أكبر اللّهُ أكبر
اللّهُ أكبر
لا إلَهَ الا اللّه
اللّهُ أكبر اللّهُ اكبر
و لِلّه الحمدَ

اللّهُ أكبرُ كَبيِرَا
وَالحَمدُ لِلّهِ كَثِيرا
وَ سُبحَان اللّهِ
بُكرَةً وَأصْيِلا
لا إلَهَ الا اللّه
صَدَقَ وَعدَه
وَنَصَرَ عبده
وأعزَ جُنَده
وَهزم الأحْزَابَ وحْدَه

لا إلَهَ الا اللّه
وَلا نَعبُد الا أياه
مُخلِصِّينَ لَهُ الدّيِنَ
وَلوْ كَرِهَ الكَافِروُن
اللّهمَ صَلِّ على سيْدنَا مُحَمد
  وَعَلى آلِ سيْدنَا مُحَمد
وَعَلى اصْحَابِ سيْدنَا مُحَمد
وَعَلى أنصَارِ سيْدنَا مُحَمد
وَعَلى أزوَاجِ سيْدنَا مُحَمد
وَعَلى ذُرِّيَةِ سيْدنَا مُحَمد 


 وَ سَلّم تَسْلِيماَ كَثّيرا
 

'Taqabbalallahu minnaa wa minkum 'smoga Allah mnerima amal kita
Semoga masih dipertemukan lagi dengan Ramadlon dan Idul Fitri tahun depan
ﺁﻣِﻴْﻦُ ﻳَﺎ ﺭَﺏَّ ﺍﻟْﻌَﺎﻟَﻤِﻴْﻦ
fafa neli silfana sekeluarga-  mengucapkan Selamat Idul Fitri 1434 H :')

 =Sepuntene ingkang katah =



0 comments:

Berhentilah Menjadi Gelas

0 comments
 Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

" Kenapa kau selalu murung, Nak ?
Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini ?
Kemana perginya wajah bersyukurmu ? " sang guru bertanya.

" Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum.
Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya," jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh.
" Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam. Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu."

Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

" Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru.

" Setelah itu coba kau minum airnya sedikit." Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

" Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru.

" Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

" Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka.

" Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau." Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

" Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya,

"Bagaimana rasanya?"

"Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana. Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah. Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

"Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?"

"Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum.

"Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah."

Si murid terdiam, mendengarkan.

"Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu' (hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."

Semoga dapat menginspirasi kita semua.. dan menjadikan hati kita semua seluas danau.. Aamiin..
BERHENTILAH MENJADI GELAS...!

Sumber Description: BERHENTILAH MENJADI GELAS...! Rating: 4.5 Reviewer: Nety Herawati - ItemReviewed: BERHENTILAH MENJADI GELAS...!

0 comments:

Selasa, 06 Agustus 2013

Sunset bersama Rosie

0 comments
Pengen baca novel yang ini juga...(‾˛‾")ƪ

Novel karya Tere Liye ini bercerita tentang seorang Tegar yang terjebak dalam situasi dan pilihan yang sangat sulit. Situasi yang dia hadapi mengharuskan dia memilih antara masa lalu atau masa depan. Kepada siapa dia akan melabuhkan cintanya. Apakah Rosie, sahabat Tegar dari kecil yang lebih memilih Nathan sebagai pasangan hidupnya atau Sekar, seorang gadis yang sangat mencintai Tegar dan sabar menunggunya.

Patah hati, hancurlah hati Tegar ketika dia tahu bahwa Rosie menerima cinta Nathan yang baru dua bulan mengenal Rosie tepat disaat mereka di puncak gunung Rinjani. Tegarlah yang mengenalkan Nathan pada Rosie. Nathan adalah sahabat terbaik Tegar sejak SD. Semenjak kejadian di gunung rinjani itu, Tegar tidak pernah lagi muncul dihadapan mereka berdua. Dia menghilang bak ditelan bumi. Tak ada kabar tentang keberadaan Tegar. Hingga akhirnya selepas Rosie dan Nathan wisuda, mereka menikah.


Tegar mulai bisa berdamai dengan hatinya dan seketika rasa sakit yang dulu dia rasakan hilang disaat dia melihat dua putri Rosie, Anggrek dan Sakura datang ke Apartemen Tegar dan memanggilnya Om. Tegar juga telah memutuskan untuk menerima Sekar dalam hidupnya dan berencana untuk bertunangan.


Tapi itu semua hancur berantakan hanya dalam hitungan detik saja. Kejadian bom di Jimbaran yang telah merenggut nyawa Nathan adalah pangkal dari masalah yang harus dihadapi Tegar. Akibat kejadian itu, Tegar akhirnya membatalkan pertunangannya dengan Sekar dan terbang ke Jimbaran untuk memastikan keadaan keluarga Rosie.

Rosie depresi dan harus dirawat di shelter dan meninggalkan empat anaknya. Anggrek, Sakura, Jasmine, dan juga Lili yang masih berumur satu tahun. Tegar yang hanya satu-satunya kerabat Rosie selain Oma memutuskan untuk menjaga dan merawat keempat kuntum Rosie dan Nathan dan meninggalkan semua aktivitas juga pekerjaannya di Jakarta dan pindah ke Gili Trawangan, tempat dimana Rosie dan Tegar tinggal.

Dua tahun Rosie dirawat di Shelter, dan selama itu pula Tegar tidak pernah menghubungi Sekar. Hingga suatu saat, ketika Rosie sembuh dan berkumpul bersama anak-anaknya, Tegar mendapat kabar dari Linda, mantan sekertarisnya di Jakarta yang mengabarkan bahwa Sekar akan bertunangan dengan laki-laki yang tidak dia cintai. Mendengar kabar tersebut Tegar langsung mendatangi rumah Sekar dan meminta Sekar untuk memberinya kesempatan sekali lagi. 

Sekar membatalkan pertunangannya dan memilih Tegar. Sekar sudah membuat kesempatan dengan tangannya sendiri. Sekarang tinggal Tegar yang berperan. Tegar memutuskan untuk menikahi Sekar. Dia harus memikirkan cara untuk berbicara kepada anak-anak Rosie bahwa Paman terhebat dan keren mereka tidak bisa tinggal bersama mereka di Gili Trawangan. Disaat inilah Oma berbicara, Oma menceritakan kejadian masa lalu yang tidak diketahui Tegar. Pernikahan Rosie dan Nathan sempat ditunda enam bulan karena menunggu Tegar. Rosie mencintai Tegar.

Keputusan sudah Tegar ambil, dia tetap memutuskan untuk menikahi Sekar, gadis yang sangat mencintainya dan dia juga mencintai gadis itu. Meskipun Tegar masih mencintai Rosie dan anak-anaknya tapi itu dengan pengertian cinta yang berbeda.

Tibalah di acara pernikahan Tegar dan Sekar, disaat mereka berdua sedang melangkah bergandengan tangan ke tengah ruangan, disaat itu pula Lili anak terkecil Rosie berlari dan memeluk kaki Tegar. Dia akhirnya berbicara setelah 2 tahun dia enggan berbicara dengan siapapun kecuali dengan Jasmin.
Kata-kata Lili lah yang akhirnya membuat Sekar meminta Tegar untuk menikahi Rosie.

Tak ada jawaban yang pasti dalam Novel Tere Liye ini. Dia memberikan pertanyaan yang entah apa jawabannya. Apakah Tegar akan menikahi Rosie atau tetap menikahi Sekar.
Tere Liye sudah berhasil mengubek-ubek emosi pembaca. Tawa, airmata, haru bercambur baur ketika novel ini dibaca. Banyak peljaran berharga yang bisa diambil dari kisah ini.

0 comments:

Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

0 comments
Pengen baca novel ini ... (‾˛‾")ƪ. This is sekedar resensi...

 


Daun yang jatuh tak pernah membenci angin...

Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus tereggutkan dari tangkai pohonnya.

Itu adalah barisan kata yang terdapat dalam buku Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karangan Tere Liye. Dewasa ini, Tere Liye telah dikenal sebagai novelis yang hasil karyanya mampu menyentuh para pecinta novel. Cerita novelnya yang ringan namun tetap padat, berisi manfaat serta pesan moral yang beranjak pada kejadian di kehidupan sehari-hari pembaca.

Novel roman ini, berisikan konflik di kehidupan seorang manusia yang disajikan secara ringan. Cerita seputar percintaan, kasih sayang, persaudaraan dan pertemanan. Berkisah tentang seorang gadis bernama Tania dengan segala permasalahannya. Keluarga Tania adalah keluarga miskin yang selama tiga tahun hidup di sebuah lahan kosong pinggiran kota Depok, beralaskan dan beratapkan kardus, dengan sebuah pohon linden pada halamannya. Berawal dari kisah masa kecilnya yang sulit, dia harus menjalani hidup sebagai pengamen ibukota. Bersama adiknya, Dede, menyanyikan lagu sambil memainkan kecrengan dari satu bis kota ke bis kota lain. Ketiadaan ayah sedari mereka balita yang membuat hidup mereka sulit. Sampai suatu ketika nasib mereka berubah, saat Tuhan menyampaikan takdirnya lewat seorang penumpang bis kota yang selanjutnya dijuluki malaikat oleh dua kakak beradik ini. Danar, lelaki berusia 20 tahunan yang mereka temui di bis kota. Danar adalah nasib baik dan dia juga akan menjadi tokoh dalam kisah cinta Tania. 

Danar yang sedari kecil tidak memiliki keluarga merasa sangat senang bertemu dengan keluarga Tania. Apalagi ibu, dia mengganggap ibu sebagai ibunya sendiri. Mencium tangannya, memberikan modal untuk membuat usaha kue dan mengajak Tania dan Dede kembali ke bangku sekolah. Dia pun menyatakan kesanggupannya untuk membiayai kehidupan keluarga ini. Kebaikannya terus dia berikan hingga kedua anak itu beranjak dewasa.

Beberapa tahun kemudian, ketika usia mereka bahkan belum memasuki usia remaja, sang ibu menyusul kematian sang ayah. Pesan menyentuh disampaikan oleh ibu Tania sebelum meninggal yaitu bahwa Tania tidak boleh menangis untuk hal apapun dan dalam kondisi sesulit apapun. Tania hanya boleh menangis untuk dia, si malaikat penolong mereka.

Hingga saat dewasa, Tania semakin mampu membuktikan bahwa hidupnya telah sukses, dengan bekerja pada sebuah perusahaan pialang terkemuka di Singapura. Sejak zaman sekolah Tania telah menjadi idola, tetapi tetap saja dia mengganggap semuanya biasa karena hatinya hanya milik Danar. Kisah cinta itu tak pernah tersampaikan karena alasan jarak umur yang memisahkan keduanya, karena hutang budi yang tak pernah habis membuatnya segan terhadap malaikatnya.

Ketika panggilan om berubah menjadi kak’, rasa cinta yang muncul sejak Tania berusia 11 tahun itu semakin berkembang seiring dengan pertambahan umurnya. Walaupun Tania masih kecil saat itu, ternyata Danar telah memiliki perasaan yang sama dengan Tania, hanya saja dia tidak mau mengungkapkannya karena menganggap Tania seperti adik sendiri.

Bukti-bukti perasaan itu semakin kuat terlihat pada kunjungan Danar ke Singapura. Tanpa sepengetahuan Tania ternyata liontin yang dimiliki Tania adalah liontin spesial. Karena ternyata dibaliknya terdapat gambar potongan pohon linden yang juga terdapat pada liontin Danar. Hanya pada liontin mereka berdua. Pohon linden adalah pohon yang sangat berarti bagi cerita ini karena pohon tersebut tumbuh di halaman rumah kardus tempat dulu Tania sekeluarga tinggal.

Danar pun akhirnya menikah dengan Ratna namun wanita ini hanya menjadi pelarian perasaannya saja. Menyakitkan bagi Tania, pernikahan ini telah membuat hatinya hancur. Namun, pernikahan itu tidak pernah bahagia, Ratna merasa bahwa dia kalah oleh bayangan lain yang dicintai Danar. Tidak ada cinta sejak awal. Ratna selalu membagi keluh kesahnya kepada Tania yang sedang bekerja di Singapura lewat email. Hal ini membuat Tania yang telah mau memaafkan tersebut penasaran dan tidak terima dengan perlakuan Danar terhadap Ratna hingga akhirnya Tania memutuskan untuk pulang ke Jakarta.

Pada akhir cerita, Tania mulai berani untuk mengungkapkan perasaannya, menanyakan kepada Danar tentang perasaannya, tentang pernikahannya. Dan ternyata semua benar, Danar memiliki perasaan yang sama dengan Tania. Semua tidak pernah terungkap. Namun, memang cinta tak harus dimiliki oleh keduanya.


0 comments:

Ketika Tangan dan Kaki Berkata oleh: Chrisye

0 comments

Akan datang hari 
Mulut dikunci
Kata tak ada lagi

Akan tiba masa
Tak ada suara 
Dari mulut kita
 
Berkata tangan kita 
Tentang apa yang dilakukannya 
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita 
Bila harinya 
Tanggung jawab, tiba...
Rabbana 
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami 
Mata hati kami 
Luruskanlah 
Kukuhkanlah 
Di jalan cahaya
Sempurna
Mohon karunia 
Kepada kami 
HambaMu 
Yang hina

0 comments:

About Lailatul Qadar :)

0 comments
Segala puji  bagi Allah atas berbagai macam nikmat yang Allah berikan. Shalawat dan salam atas suri tauladan kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada keluarganya dan para pengikutnya.
Semua pasti telah mengetahui keutamaan malam Lailatul Qadar. Namun, kapan malam tersebut datang? Lalu adakah tanda-tanda dari malam tersebut? Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk mendapatkan malam yang keutamaannya lebih baik dari 1000 bulan.



Keutamaan Lailatul Qadar
Saudaraku, pada sepertiga terakhir dari bulan yang penuh berkah ini terdapat malam Lailatul Qadar, suatu malam yang dimuliakan oleh Allah melebihi malam-malam lainnya. Di antara kemuliaan malam tersebut adalah Allah mensifatinya dengan malam yang penuh keberkahan. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (3) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (4)
“Sesungguhnya Kami menurunkannya (Al Qur’an) pada suatu malam yang diberkahi. dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” (QS. Ad Dukhan [44] : 3-4). Malam yang diberkahi dalam ayat ini adalah malam lailatul qadar sebagaimana ditafsirkan pada surat Al Qadar. Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1)
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” (QS. Al Qadar [97] : 1)
Keberkahan dan kemuliaan yang dimaksud disebutkan dalam ayat selanjutnya,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS. Al Qadar [97] : 3-5)

Kapan Malam Lailatul Qadar Terjadi?
Lailatul Qadar itu terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Terjadinya lailatul qadar di malam-malam ganjil itu lebih memungkinkan daripada malam-malam genap, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari)
Terjadinya lailatul qadar di tujuh malam terakhir bulan ramadhan itu lebih memungkinkan sebagaimana hadits dari Ibnu Umar bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ - يَعْنِى لَيْلَةَ الْقَدْرِ - فَإِنْ ضَعُفَ أَحَدُكُمْ أَوْ عَجَزَ فَلاَ يُغْلَبَنَّ عَلَى السَّبْعِ الْبَوَاقِى
Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa. (HR. Muslim)
Dan yang memilih pendapat bahwa lailatul qadar adalah malam kedua puluh tujuh sebagaimana ditegaskan oleh Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu. Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari bahwa lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun. Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh atau mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima tergantung kehendak dan hikmah Allah Ta’ala. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْتَمِسُوهَا فِى الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى تَاسِعَةٍ تَبْقَى ، فِى سَابِعَةٍ تَبْقَى ، فِى خَامِسَةٍ تَبْقَى
Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.”  (HR. Bukhari)
Catatan : Hikmah Allah menyembunyikan pengetahuan tentang terjadinya malam lailatul qadar di antaranya adalah agar terbedakan antara orang yang sungguh-sungguh untuk mencari malam tersebut dengan orang yang malas. Karena orang yang benar-benar ingin mendapatkan sesuatu tentu akan bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Hal ini juga sebagai rahmat Allah agar hamba memperbanyak amalan pada hari-hari tersebut dengan demikian mereka akan semakin bertambah dekat dengan-Nya dan akan memperoleh pahala yang amat banyak. Semoga Allah memudahkan kita memperoleh malam yang penuh keberkahan ini. Amin Ya Sami’ad Da’awat.
Tanda Malam Lailatul Qadar
[1] Udara dan angin sekitar terasa tenang. Sebagaimana dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
Lailatul qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” (HR. Ath Thoyalisi.  Haytsami mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh /terpercaya)
[2] Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan tersebut dan merasakan kelezatan dalam beribadah, yang tidak didapatkan pada hari-hari yang lain.
[3] Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya sebagaimana terjadi pada sebagian sahabat.
[4] Matahari akan terbit pada pagi harinya dalam keadaan jernih, tidak ada sinar. Dari Abi bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya,”Shubuh hari dari malam lailatul qadar matahari terbit tanpa sinar, seolah-olah mirip bejana hingga matahari itu naik.” (HR. Muslim) (Lihat Shohih Fiqh Sunnah II/149-150)
Semoga Allah memudahkan kita untuk meraih malam tersebut. Amin Yaa Mujibas Saailin.

0 comments:

Followers