Merajut Asa, kalau tidak self motivation mau nunggu dari siapa lagi???
Surau ini mengajarkanku
arti merajut asa kembali dari puing-puing yang sudah tak terbentuk lagi
sisa-sisa dari kemarin. Mengajarkanku akan arti harapan.
Satu hal yang sangat ku takuti
yaitu tidak peka lagi terhadap tanda-tandanya. Kurang peka terhadap
peristiwa-peristiwa menyakitkan ataupun menyenangkan. Kalau bukan tumbuh dari
aku sendiri dari mana lagi??? Mau menunggu orang lain, tidak usah terlalu
banyak berharap.
Menelisik kembali ungkapan
seorang teman “itulah beban berat bagi kakak yang harus memberi teladan bagi
adik-adiknya. Mereka tidak perlu hanya diomeli dan disuruh-suruh yang
dibutuhkan adalah tindakan nyata yang akhirnya akan menjadi contoh untuk
mereka”. Trimakasih untuk kata-kata bijaknya J
Hal itulah yang saat ini
kualami, terpendam dalam keterpurukan, ketidakproduktifan, mengalami down
psikis. Sejak kemarin ke surau dulu tempatku mencari ilmu, berani
menggantungkan harapan ke Rabb-ku aku berani menyimpulkan dan berkata lantang
“TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN JIKA DIA BERKEHENDAK”. Yang dibutuhkan hanya ‘Yakin akan rahasia di balik rahasia-Nya’. Kalau
sekarang aku hanya bisa stagnan dan berhenti saat adanya pertempuran di otak,
maka bodoh sekali jika aku harus membiarkan itu berlarut-larut. Tidak penting
bagiku mereka mau bilang seperti apa, yang jelas semangat untuk melakukan yang
terbaik karena Allah harus selalu ada sampai kapanpun. Karena aku sangat yakin
hidupku tidak hanya untuk di dunia, di akhirat yang paling abadi. Tidak
muluk-muluk harapan ini, sesederhana Allah mengabulkan segala target yang
awalnya akupun merasa ragu. Tapi dengan kekuasaannya itu terjadi. Tidak perlu
khawatir dan ragu, Allah punya rencana terindah. Allah maha segalanya, Allah
maha mencukupkan. Bisa mengabdi kepada
negara ini dengan ikut serta mencerdaskan generasinya. SM3T InsyaAllah!!!
Aku
hanya ingin membelajarkan padanya jangan takut bermimpi apalagi tentang
pendidikan, bukankan sebagian besar nasib kita, kita sendiri yang menentukan. “
(Siksaan) yang demikian itu adalah karena sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan mengubah sesuatu nikmat yang telah
dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu megubah apa-apa yang ada
pada diri mereka sendiri, dan
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
(QS Al-Anfal:53)
Teringat kata-kata disebuah novel “Tidakkah kau renungkan bahwa segala intrik
yang terjadi di dalam hidup, hingga memaksa meneteskan air mata adalah pertanda
ketika Tuhan jatuh cinta?
0 comments:
Posting Komentar