Model fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya terbatas pada satu mata pelajaran
saja. Misalnya, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, materi
pembelajaran tentang menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat
dipadukan dalam materi pembelajaran keterampilan berbahasa. Dalam proses
pembelajarannya, butir-butir materi tersebut dilaksanakan secara
terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.
Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu melalui
Kurikulum Terpadu dalam Satu Disiplin Ilmu, mengatakan bahwa
pembelajaran terpadu melalui kurikulum terpadu fragmented terjadi jika
seorang guru memiliki keinginan agar siswa setelah menempuh pembelajaran
satu kurun waktu tertentu memiliki kemampuan atau kecakapan tertentu. Kelebihan
pembelajaran model ini adalah siswa menguasai secara penuh satu
kemampuan tertentu untuk tiap mata pelajaran, ia ahli dan terampil dalam
bidang tertentu. Sedangkan kekurangannya adalah Ia belajar hanya pada tempat dan sumber belajar dan kurang mampu membuat hubungan atau integrasi dengan konsep sejenis.
2. Model Keterhubungan (Connected)
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu.
Butir-butir pembelajaran kosakata, struktur, membaca dan mengarang
misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan
keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja
pembentukan pemahaman, keterampilan dan pengalaman secara utuh tersebut
tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.
Kelebihan
yang diperoleh dalam model connected ini adalah adanya hubungan antar
ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh gambaran yang
lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi
kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan
mengasimilasi gagasan secara bertahap. Kekurangan dalam model
ini, model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum
menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
3. Model Sarang (Nested)
Model nested merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran.
Misalnya, pada satuan jam tertentu seorang guru memfokuskan kegiatan
pembelajaran pada pemahaman tata bentuk kata, makna kata, dan ungkapan
dengan saran pembuahan keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi,
daya berpikir logis, menentukan ciri bentuk dan makna kata-kata dalam
puisi, membuat ungkapan dan menulis puisi. Pembelajaran berbagai bentuk
penguasaan konsep dan keterampilan tersebut keseluruhannya tidak harus
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Keterampilan
dalam mengembangkan daya imajinasi dan berpikir logis dalam hal ini
disikapi sebagai bentuk keterampilan yang tergarap saat siswa memakai
kata-kata, membuat ungkapan dan mengarang puisi. Penanda terkuasainya
keterampilan tersebut dalam hal ini ditunjukkan oleh kemampuan mereka
dalam membuat ungkapan dan mengarang puisi.
Kelebihan
model ini yaitu guru dapat memadukan beberapa keterampilan sekaligus
dalam pembelajaran satu mata pelajaran, memberikan perhatian pada
berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak memerlukan
penambahan waktu dan guru dapat memadukan kurikulum secara luas. Kekurangannya
adalah apabila taanpa perencanaan yang matang memadukan beberapa
keterampilan yang menjadi targget dalam suatu pembelajaran akan
berdampak pada siswa dimana prioritas pelajaran menjadi kabur.
4. Model Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Model sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel.
Isi cerita dalam roman sejarah misalnya, topik pembahasannya secara
paralel atau dalam jam yang sama dapat dipadukan dengan ikhwal sejarah
perjuangan bangsa, karakteristik kehidupan sosial masyarakat pada
periode tertentu maupun topik yang menyangkut perubahan makna kata.
Topik-topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada alokasi jam
yang sama.
Kelebihannya
yaitu dengan menyusun kembali urutan topik, bagian dari unit, guru
dapat mengutamakan prioritas kurikulum daripada hanya mengikuti urutan
yang dibuat penulis dalam buku teks, membantu siswa memahami isi
pembelajaran dengan lebih kuat dan bermakna. Sedangkan kekurangannya yaitu diperlukkan kolaborasi berkelanjutan dan fleksibilitas semua orang yang terlibat dalam content area dalam mengurutkan sesuai peristiwa terkini.
5. Model Bagian (Shared)
Model shared merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya “overlapping” konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih.
Butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKN misalnya,
dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara,
PSPB, dan sebagainya.
Kelebihannya
yaitu lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju secara
penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan
menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan
memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam. Sedangkan kekurangannya
yaitu model integrasi antar dua disiplin ilmu memerlukan komitmen
pasangan untuk bekerjasama dalam fase awal, untuk menemukan konsep
kurikula yang tumpang tindih secara nyata diperlukan dialog dan
percakapan yang mendalam.
6. Model Jaring Laba-laba (Webbed)
Selanjutnya, model yang paling populer adalah model webbed. Model ini bertolak dari pendekatan tematis
sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini tema
dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu
maupun lintas mata pelajaran.
Kelebihan
pendekatan jaring laba-laba untuk mengintegrasikan kurikulum adalah
faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian
paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya
pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa. Sedangkan kekurangan
model ini adalah banyak guru sulit memilih tema. Mereka cenderung
menyediakan tema yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa, dan
guru seringkali terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep
menjadi terabaikan.
7. Model Galur/ benang(Threaded)
Model threaded merupakan model pemaduan bentuk keterampilan
misalnya, melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan
terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan
sebagainya. Bentuk threaded ini berfokus pada apa yang diesbut
meta-curriculum.
Kelebihan
dari model ini antara lain: konsep berputar sekitar metakurikulum yang
menekankan pada perilaku metakognitif; materi untuk tiap mata pelajaran
tetap murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di
masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi.
Sedangkan kekurangan yaitu hubungan isi antar materi pelajaran
tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit siswa kurang dapat
memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang
lainnya.
8. Model Keterpaduan (Integrated)
Model integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata pelajaran yang berbeda,
tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi yang
semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia,
Pengetahuan Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan
kurikulum berlebihan cukup diletakkan dalam mata pelajaran tertentu,
misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam teks membaca yang
merupakan bagian mata pelajaran.
Bahasa
Indonesia, dapat dimasukkan butir pembelajaran yang dapat dihubungkan
dengan Matematika, Pengetahuan Alam, dan sebagainya. Dalam hal ini
diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap sehingga dapat
dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari
berbagai mata pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari
penerapannya, model ini sangat baik dikembangkan di SD.
Kelebihan
dari model ini yaitu siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan
diantara macam-macam bagian dari mata pelajaran. Keterpaduan secara
sukses diimplementasikan, pendekatan belajar yang lingkungan belajar
yang ideal untuk hari terpadu (integrated day) secara eksternal
dan untuk keterpaduan belajar untuk fokus internal. Selain itu model ini
juga mendorong motivasi murid. Sedangkan kekurangan yaitu model
ini sulit dilaksanakan secara penuh; membutuhkan keterampilan
tinggi,percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan dan sikap yang
menembus secara urut dari mata pelajaran; dan membutuhkan model tim ahli
pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.
9. Model Celupan/Terbenam (Immersed)
Model
immersed dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring dan memadukan
berbagai pengalaman dan pengetahuan dihubungkan dengan medan
pemakaiannya. Dalam hal ini tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
Kelebihan
dari model ini adalah setiap siswa mempunyai ketertarikan mata
pelajaran yang berbeda maka secara tidak langsung siswa yang lain akan
belajar dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dapat menghubungkan
mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan kekurangan
dari model ini adalah siswa yang tidak senang membaca akan mendapat
kesulitan untuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi
kehilangan minat belajar.
10. Model Jaringan (Networked)
Terakhir, model networked merupakan model pemaduan pembelajaran yang mengandaikan kemungkinan pengubahan konsepsi,
bentuk pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan baru
setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun
konteks yang berbeda-beda. Belajar disikapi sebagai proses yang
berlangsung secara terus-menerus karena adanya hubungan timbal balik
antara pemahaman dan kenyataan yang dihadapi siswa. Kelebihan
dari model ini adalah siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu
atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sasarannya. Sedangkan
kekurangannya adalah kemungkinan motivasi siswa akan berubah
kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja karena
mendapat hambatan dalam mencari sumber. (sumber: Robin Fogarty. 1991. How to Integrate the Curricula. Illinois: Skylight Publishing
0 comments:
Posting Komentar