I'm not yours
-->
(Kadang
pendiam itu tidak enak, terlalu sensitif itu tidak enak)
Dalam kesendirian seperti sekarang ini aku sering
berpikir, kadang pendiam itu banyak gak enaknya, terlalu sensitif itu banyak
gak enaknya. Tapi orang2 yang tahu aku dari luarnya saja, aku pendiam, meneng
ae L . Pernahkan
mereka berpikir, bukan aku yang minta jadi pendiam, mereka kira aku senang jadi
pendiam. Kalo boleh memilih dari sejak dulu aku ingin jadi orang yang tidak
pendiam, biasa gampang akrab dengan orang lain, tidak gampang sensitif, ya
beninilah aku...
Kalo lagi sedih, kalo lagi sendiri aku sering
membongkar ingatanku tentang masa-masa dulu. Masa-masa saat SMP, SMA. Kata
orang masa SMA adalah masa yang indah, bagiku tidak. Masa terindah adalah saat
aku masih SMP. Di sana aku lebih dihargai, serasa lebih diperhatikan, serasa
punya temen banyak dibanding SMA. Orang yang ndeso ini pertama kali
menginjakkan kakinya di kota Jombang saat SMA serasa keciiil sekali dibanding
lainnya, serasa jelek sekali dibanding lainnya. Minder L. Aku yakin sampai saat ini aku
berdiri dengan tegak, orang kecil yang berangkat dari desa ini, ke salah satu
SMA favorit(katanya) di jombang, dan ditrima di sebuah PTN di Surabaya bukan
karena hebatku, Ini semua karena rasa kasih sayangNya yang tak terbatas kepada
hamba kecilnya ini. Kalo gini jadi teringat ceramah Chating dengan YM, Hidup
adalah pilihan. Seperti filosofi mutiara yang berasal dari kerang, sakit memang
perjuangannya. Tapi yakinlah saatnya akan datang jika kamu yakin akan janjiNya.
MAN JADDA WA JADDA. J Sperti filosofi tanaman jagung yang ditanam di
tanah.
· Mengapa di
pendam?kan kasihan benihnya di pendam. Itulah proses hidup harus melalui dulu
yang namanya kesulitan dan perjuangan untuk hidup. Jagung itu di pendam di
dalam tanah untuk bisa tumbuh, begitu juga kamu yang berasal dari desa ini
harus berjuang keras untuk bisa hidup bermakna.
· Setelah tumbuh lama
kelamaan juga butuh pupuk, karena kita orang desa, tidak punya uang, yang kita
pakai pupuk kandang yang baunya busuk, bukan pupuk buatan. Sama dengan kamu
kalau nantinya tumbuh jadi orang besar, akan banyak yang meremehkan,
memperolok-olok kamu, memang itu tidak enak di telinga, pahit di hati seperti
bau busuk dari pupuk kandang itu. Tapi yakinlah cemoohan-cemoohan itu yang akan
membuatmu belajar akan hidup. Pupuk kandang yang alami itu lebih manjur
dibanding pupuk buatan. Seperti jalan hidupmu yang akan lebih bisa membuatmu
menghargai Allah, menghargai waktu yang diberikan untuk bermanfaat bagi orang
lain dibanding orang yang hidupnya di uji dengan keenakan tanpa melakukan
perjuangan yang berat untuk hidup.
Kadang juga aku
berpikir, waktuku dulu banyak aku habiskan untuk memperjuangkan nasib, biar
nggak seperti orang tuaku. Kini perjuangan itu nampak hasilnya, orang ndeso ini
bisa kuliah di kota di PTN lagi. Tinggal sedikit lagi untuk mewujudkan
cita-cita orang tuaku (cita-citaku juga) untuk jadi guru. Trus gak lucu kalo
sudah sampai segini masak aku harus tidak bekerja keras, malas-malasan di
Surabaya. Mana rasa syukurmu untuk beasiswa penuh sampai lulus ini kepada
Allah, rakyat Indonesia, orang tuamu, semua yang mengharapkanmu untuk jadi
orang sukses ini anak ndeso???
0 comments:
Posting Komentar